Malam ini akan menjadi malam yang panjang. . . di Jepang?
5:30 pm
Tepat di hari keempat perjalanan kami, tibalah saat tidak dinanti dan
ditunggu. Sebuah kerisauan yang dirundung ketidakpastian menyertai kami
pagi itu. Hilanglah suasana yang penuh canda dan tawa. Semalam berada
didalam kotak bergerak membuat kami sulit bergerak dan rasanya ingin
tergeletak saja. Rasanya ingin melewati hari ini dan melompati hari
esok.
Tokyo
Suara
gaduh membuat kami tersadar bahwa kami sudah berada di Tokyo. Mentari
enggan menampakkan sinarnya di kala itu. Tokyo. Ya Tokyo... Kota padat
yang super sibuk dengan jumlah sekitar 12 juta orang tinggal disini,
dan ratusan ribu lainnya berpulang pergi setiap hari dari daerah
sekitarnya untuk berbisnis dan bekerja.Tokyo Kota modern, banyak gedung
pencakar langit, kompleks pertokoan besar, serta segudang bar dan klub.
Selain itu juga kaya akan sejarah dan tradisi dengan biara, kuil dan
museum.
Ini adalah pertama kalinya kami menginjakkan
kaki namun terasa sangat berat untuk melangkah. Melangkahkan kaki
setapak demi setapak untuk memenuhi kegiatan kami waktu itu. “Ohayo
gozaimasu” tanya seorang waiterstar**ck kepada saya dan Fetty. Well bagi
yang belum tahu Fetty, Fetty merupakan rekan, sahabat, teman, keluarga
bagi saya dalam perjalanan itu tetapi tidak bagi sahabat dan saudara
saya Ilham.Fetty mungkin adalah dunianya, segalanya bagi dia. Pertanyaan
itu sekaligus membuka perjalanan kami hari itu. Genderang perang sudah
ditabuh, kapal-kapal sudahberlabuh saatnya kami menikmati perjalanan ini
dengan suka cita.
Menikmati secangkir kopi dan teh dengan
campuran kegelisahan dan ketidakpastian membuat rasa manis pun tidak
terasa. Sembari menikmatinya kami dihadapkan dengan pertualangan pertama
di Tokyo.
Ujian Online
Menuntut ilmu itu
sampai kapanpun tidak akan pernah salah dan terlambat. Setiap pelajaran
yang kita tuntut pastinya ada ujian yang harus kita ambil sebagai
persyaratan untuk naik ke tingkat selanjutnya. Teman,percayalah bukan
hanya ujian dalam bentuk kertas saja yang harus kita lalui melainkan
ujian online. Zaman sudah canggih hingga sekarang terasa tiada batasnya.
Sesungguhnya yang terbatas hanyalah diri kita sendiri.
Mungkin
hari ini adalah hari ujian sedunia bagi kami. Dimana Fetty harus
mengambil ujian online (dari kampusnya) dan kami bertiga mengambil ujian
hidup. Hidup yang harus kita lalui untuk bertahan hidup. Kami
memisahkan diri menjadi dua grup, saya dan Fetty sedangkan Ilham dengan
Oji. Saya kira, saya akan mudah menjalaninya namun...Ini tidak semudah
membalikkan telapak tangan tetapi tidak sesulit membuat tangan.“Sorry
sir, our wifi need login” pungkas waiternya. Saya tanya lagi “how can we
get login?”, lalu dia menunjukkan saya internet cafe (di Indonesia
namanya warnet).
Bagaimana caranya mengakses internet
dengan internet? Seketika saya ingin pulang kampung. Diam sejenak lalu
berdiskusi dengan Fetty, akhirnya saya putuskan untuk meminta tolong
dari pengunjung. Dag dig dug hati saya,meminta tolong dari orang yang
baru saya kenal. Alhamdulillah.... Selama 3 menitsaya berbicara, saya
berhasil meminta tolong dan diperbolehkan membuat login. Namun apa boleh
buat, tinggal tahap finishing yaitu email konfirmasi. Saya tidak bisa
membuka email saya. Dan bahagianya saya, teman yang baru saya kenal
ingin langsung kembali ke negaranya. Ibarat kata ini kita sudah
selangkah ingin menggolkan gawang musuh tetapi kita kena offside.
Saya
berbicara sejenak “Fet, ini tinggal selangkah lagi tapi gue gagal
konfirmasi linknya. Gue keluar sebentar ya mau ke internet cafe”.“Emang
dimana tempatnya? Yaudah pergi sana” Jawab Fetty. Berbekal catatan dari
rute waiter dan teman kanada, saatnya saya membuktikannya.
Menyusuri
jalan saya sesuai di kertas membuat saya sempat kebingungan. Letak dan
posisi internet cafe itu memang agak menjorok kedalam dan dibelakang
dari gedung-gedung bertingkat. Melihat kiri-kanan dan terkadang
berputar-putar dalam keadaan dingin menjadi tiada terasa. Kurang lebih
bertanya dengan dua orang warga tokyo menggunakan bahasa inggris.
Internet cafe
*Pintu
bergeser* Irrashaimase. “Ohayo gozaimasu, I need internet connection
for 5minutes. Can I?” Jawab saya. Lalu hening sejenak. Ternyata dia
tidak mengerti bahasa saya. Berhubung di sana ada tulisan paketnya, jadi
saya tinggal tunjuk. Syukurlah... Berbeda dengan warnet yang ada di
Indonesia, pertama kali saya di cek mengenai usia saya dan harus mengisi
formulir. Gubrak... Formulirnya dalam bahasa Jepang, berbekal pelajaran
di mata kuliah saya dahulu saya mengeja nya... Alhamdulillah tetep
belum selesai karena saya lupa. Akhirnya mereka memutuskan meminjam
paspor saya, di fotokopi dan mereka membantu mengisinya.
Nomor
32 dan ber-ac tempat duduk saya. Pengalaman pertama saya nyaman dan
cepat sekali internet koneksinya. Konfirmasi email, membuka email
kantor, facebook dan youtube menjadi tampilan mozilla firefox saya.
Pemandangan sekitar selain komputer ada juga rak-rak majalah dan komik.
Sekitar 25 menit asik berselancar, saatnya saya kembali.
Sambil teriak kegirangan “Fettt, nih gue udah dapet loginnyanihh”, ternyata dia. . .
-Bersambung-
Salam begajulan.
Thank you and follow @f5tourtravel
0 comments