DULU DIDENGARKAN SEKARANG MENDENGARKAN
5:53 pm
Hidup memang begitu.
Dulu jadi guru sekarang jadi murid.
Maafkan jarang update ya. Nulis kalo lagi sempet aja. Hehe.
Harap maklum.
Makanya sering main ke blog ya. Hehe.
Nah! Sabtu kemaren lagi iseng aja karena mau kondangan gak
jadi.. Uh hujannya awet banget. >.< Akhirnya ngobrol-ngobrol aja sama
orang jauh tapi deket gak yah di hati? Hahaha... Aduh hati-hati nih ada Pres.
bento dari RAC Batam bentar lagi nyamperin. *salim. Yes dia adalah... *jreng-jreng*
Pres. @Ulpawati yang sekarang konon katanya sedang menimba ilmu & air dalam
padepokan di surabaya dan menjabat kembali sebagai Presiden Club yang memiliki
member uwoww di distrik 3420.
Bermula dari sekedar menanyakan kabar akhirnya malah ngobrol
ngalor-ngidul yang berujung ngomongin Rotaract. Ah jadi nostalgila. Dia
menceritakan gimana perjalanan dia mulai dari engga ngerti apa itu rotaract,
ngapain dan mesti gimana sebagai Rotaractor. Yang dia tahu, Rotaract itu
anaknya Rotary. What? Apaaah? *Zoom in-zoom out*
Mindset yang tertanam itulah yang meski kita perbaiki. Lah
kalo saya gimana yang tampan ini? Bapak/Ibu saya bukan dari kalangan Rotarian.
Hanya sebatas kalangan artis. Haha.
Balik lagi ya, yang dimaksud anak Rotary yaitu kalo ada
kegiatan Rotary itu kita bantuin kalo engga ada yaudah kita nungguin aja sampai
ada. Nungguin instruksi dan lain-lain. Saya engga mau menyalahkan dan
menelusuri lebih dalam mengenai paradigma kaya gitu. Intinya sih engga ada
masalah juga kita beranggapan anaknya Rotary, toh kita bisa lahir dalam hal ini
menjadi club/organisasi berkat adanya Rotary sponsor. Jadi wajar saja dengan
hal yang demikian.
Nah yang jadi salah besar adalah ketergantungan &
kapasitas kita sebagai Rotaractor kepada Rotary. Contohnya begini : Kalo ada
event/project kita bantuin nah kalo engga ada yaudah kita diem aja. Tuh club
diem aja. Gak ada regular meeting, gak ada project dipastikan lambat laun akan
mati suri. Padahal bukan itu tujuan pembentukan Rotaract Club.
Menurut cerita yang saya dengar (cmiiw), waktu dulu memang
pembentukan Rotaract club salah satunya membantu Rotary karena pada zaman
dahulu yang masuk Rotary itu sudah yang agak “berumur”. Tapi beberapa tahun yang lalu sudah mengalami
pergeseran dan bisa dilihat dari slogan “Partner in Service”. Jadi secara harfiah dan struktur, sekarang
Rotary dan Rotaract adalah sejajar alias partner dalam berbuat kebaikan.
Tapi jangan salah dalam Rotary Service Avenues itu ada Youth
Service. Rotary melihat pentingnya generasi Rotaract/Anak muda bagi
perkembangan Rotary maka dari itu dimasukkannya ke dalam service mereka. Sekarang
coba tengok banyak yang masih berumur dibawah 30an tapi sudah menjadi Rotarian.
Ah salut deh!
***
Disela-sela pembicaraan saya terkejut.
Ulpa : Kak Jan, Aku ngerti Rotaract itu pas kakak dateng DRR
Visit.
Januar : Lho kok bisa? Emang selama ini gimana?
Ulpa : Iya selama 2 tahun aku baru tahu Rotaract itu seperti
apa. Dan aku tambah ngerti pas ikut Rotaract Leadership Institute di kampung
sunda – Bogor.
Januar : Ah masa sih pa?
Ulpa : Iya ditambah baca bukunya.
Januar : Syukurlah. *loncat kegirangan*
Tiba-tiba hening…
Ulpa : Kak, masih disitu kan?
***
Serius! Saya seneng bukan kepalang. Alhamdulillah. Memang
yang selalu saya tekankan pada saat DRR Visit & presentasi kalo Rotaract
itu Leader create Leader bukan Leader create followers seperti Instagram atau
twitter. #Alhamdulillah gak sia-sia meeting sampai malem. Jadwal semula hanya
1-2 jam jadi lebih banget.
Ulpa juga share cerita bagaimana club dia sekarang bisa mendapatkan
member. Bagus banget. Kreatif! Dia menggunakan networking digabungkan dengan teknologi
dan kreativitas. Ditambah lagi member-member dia sekarang aktif dan support dia
sebagai presiden. Saya asik sekali mendengarkan.
Tak terasa hampir 2 jam kita bicara dan ada yang harus saya kerjakan. Next saya
akan share ya voice chatnya bagaimana mendapatkan member dan menjalankan club
dengan baik.
Sebagai penutup, terima kasih Ulpa atas cerita masa lalu, sharing
dan “endorphin”nya agar saya tetap berbagi kebaikan dan manfaat. Semoga semakin
banyak Ulpa-ulpa yang lain.
Yang mau sharing-sharing hayuk. Dengan senang hati saya
mendengarkan.
Add line saya ya @dimarigraph.
0 comments